Persoalan aksesibilitas internet di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital sedang berupaya melakukan migrasi internet melalui satelit Satria 1 hingga mencapai tahun 2025. Proyek ambisius ini bertujuan untuk meningkatkan akses internet di berbagai lokasi, terutama di daerah-daerah tertinggal.
Direktur Utama BAKTI, Fadhilah Mathar, menguraikan bahwa sekitar 1.000 hingga 2.000 lokasi akan beralih menggunakan kapasitas dari satelit Satria 1. Ini menjadikan satu langkah signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas internet di seluruh Indonesia yang beraneka ragam, dari perkotaan hingga pedesaan.
Bahkan, meskipun fokus utama mereka adalah pada operasi dan pemeliharaan, beberapa infrastruktur yang mendukung seperti Base Transceiver Station (BTS) telah selesai dibangun. Pelayanan internet yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di lokasi yang selama ini terbelakang.
Migrasi Internet Menuju Akses yang Lebih Baik untuk Semua
BAKTI menetapkan target untuk migrasi akses internet ke satelit Satria 1 sebagai langkah krusial. Dengan komitmen untuk menyelesaikan migrasi ini sebelum akhir 2025, diharapkan akan ada peningkatan dramatis dalam kecepatan dan stabilitas koneksi internet di berbagai daerah. Ini sangat penting mengingat kebutuhan internet saat ini yang semakin meningkat dari berbagai sektor.
Pembangunan sekitar 6.700 BTS di seluruh Indonesia juga menunjukkan komitmen nyata terhadap penyediaan pelayanan internet yang merata. Wilayah Papua menjadi fokus utama dalam pembangunan ini, dan BAKTI telah berhasil menyelesaikan tahap-tahap penting dalam pengembangannya.
Sekitar 28.000 titik akses internet diharapkan akan tersedia untuk dinikmati oleh masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Dengan kualitas layanan yang lebih baik, individu di daerah terpencil dapat semakin mudah mengakses informasi dan teknologi.
Kompetisi Nasional Inklusi Digital 2025
Dalam konteks digitalisasi, BAKTI juga mendorong inklusi digital melalui Kompetisi TIK Nasional bagi Penyandang Disabilitas. Diadakan pada tahun 2025, kompetisi ini memberikan ruang bagi banyak individu untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Yayasan Paradifa Indonesia dan melibatkan berbagai komunitas serta mitra swasta. Tujuan utama dari program ini adalah untuk memastikan penyandang disabilitas memiliki akses yang adil terhadap fasilitas digital.
Peserta kompetisi berasal dari 38 provinsi, termasuk daerah-daerah terpencil. Pembangunan infrastruktur oleh Kementerian Komunikasi dan Digital menjadikan internet lebih mudah diakses bagi mereka yang terlibat dalam pelatihan dan kompetisi ini.
Dampak Positif dari Program Inklusi Digital
Menyediakan akses internet merupakan langkah awal yang signifikan, namun dampak positif dari program ini juga terlihat pada penyerapan tenaga kerja. Kompetisi yang melibatkan lebih dari 2.600 peserta ini membuka kesempatan baru bagi banyak orang untuk berperan dalam tindakan positif.
Terdapat sekitar 210 orang berfungsi sebagai Pengelola Kelas, 218 Trainer, 110 Juru Bahasa Isyarat, dan 83 Asesor. Melalui berbagai peran ini, peserta kompetisi tidak hanya mendapatkan pengalaman, tetapi juga berkontribusi pada masyarakat.
Indah mengungkapkan bahwa partisipasi tinggi menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap teknologi dan inklusi digital. Kesempatan ini menjadi jembatan bagi individu yang sebelumnya terpinggirkan untuk berpartisipasi aktif dalam ekosistem digital.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, tantangan tetap ada dalam menghadapi migrasi internet dan pembangunan infrastruktur. BAKTI dan pihak terkait harus terus berupaya untuk mengatasi keterbatasan geografis dan kondisi sosial-ekonomi yang berbeda di setiap wilayah.
Respon dari masyarakat sangat positif terhadap berbagai program yang dijalankan. Melihat potensi besar yang dimiliki oleh satelit Satria 1, diharapkan masalah akses ini dapat diatasi secara berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur yang lebih baik akan menciptakan peluang ekonomi dan sosial. Dengan demikian, masyarakat di seluruh tanah air dapat menikmati manfaat dari konektivitas yang lebih baik, serta kontribusi mereka dalam dunia digital yang semakin terhubung.