Pakar geologi gempa bumi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik R. Daryono, mengungkapkan bahwa Sesar Lembang memiliki potensi untuk mengalami pergerakan yang signifikan, yang dapat menyebabkan gempa bumi besar. Dengan memperhatikan catatan historis, dapat diperkirakan bahwa kejadian gempa besar berikutnya mungkin akan terjadi paling lambat pada tahun 2170.
“Berdasarkan siklus gempa yang telah diamati sebelumnya, kemungkinan besar gempa besar di wilayah tersebut akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Mudrik dalam penjelasannya baru-baru ini. Ia menjelaskan bahwa penelitian paleoseismologi menampakkan bukti adanya jejak gempa purba yang menunjukkan kekerapan terjadinya gempa di Sesar Lembang.
Sesar Lembang telah terdokumentasi sebagai penyebab berbagai gempa besar di masa lalu. Peristiwa gempa terakhir yang tercatat di wilayah ini diperkirakan terjadi pada abad ke-15, dan ini menunjukkan bahwa siklus gempa di daerah tersebut menjadi semakin mendekati batas waktu yang diperkirakan.
Sejarah Gempa di Sesar Lembang yang Mengkhawatirkan
Studi tentang jejak gempa kuno menunjukkan adanya bukti yang mengindikasikan gempa telah terjadi di Sesar Lembang dari waktu ke waktu. Sejak sekitar 60 tahun sebelum Masehi, Sesar ini telah meninggalkan jejak pergeseran yang signifikan. Bukti fisik ini semakin memperkuat dugaan bahwa Sesar Lembang memiliki potensi untuk menyebabkan gempa besar di masa depan.
Jejak-jejak sejarah menunjukkan bahwa siklus terjadinya gempa bisa bervariasi antara 170 hingga 670 tahun. Namun, Mudrik menekankan bahwa rentang waktu ini hanyalah gambaran kasar, bukan kepastian tentang waktu terjadinya gempa berikutnya.
Sesar Lembang seharusnya tidak dipandang sekadar sebagai garis pada peta, tetapi sebagai sistem geologi aktif yang mencerminkan dinamika geologi bumi. Pembuktian nyata dari aktivitas geologi ini ditemukan melalui pengujian di lokasi-lokasi tertentu, yang menunjukkan bahwa pernah terjadi gempa berukuran besar di area tersebut.
Pergerakan Geologi yang Menyebabkan Gempa
Mudrik menjelaskan bahwa pergerakan di Sesar Lembang didominasi oleh pergeseran mendatar, dengan hanya sedikit pergerakan naik-turun. Aktivitas ini dapat berkontribusi terhadap resiko terjadinya gempa dengan intensitas tinggi, terutama di daerah perkotaan seperti Bandung.
Panjang Sesar Lembang sendiri mencapai hampir 29 kilometer dan membentang dari Padalarang sampai kawasan Cimenyan. Lokasinya yang dekat dengan Kota Bandung mempertegas pentingnya pemantauan terus menerus terhadap aktivitas sesar ini.
Pergeseran mendatar yang terjadi menghasilkan dampak yang signifikan, seperti yang terlihat dari perubahan pada Sungai Cimeta yang telah bergeser hingga 120 meter, dan di beberapa titik, hingga mencapai 460 meter. Ini menunjukkan bahwa pergerakan terus menerus di Sesar Lembang berpotensi memicu terjadinya gempa bumi.
Analisis Lebih Dalam tentang Dampak Gempa di Wilayah Bandung
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan antara 1,9 hingga 3,4 milimeter setiap tahun. Meski terlihat kecil, kombinasi dari pergeseran yang berlangsung selama berabad-abad dapat menimbulkan risiko besar di masa mendatang. Hal ini dipicu oleh akumulasi pergeseran yang meskipun tampak sepele, dapat memiliki dampak ekstrim ketika terjadi.
Mudrik juga mengungkapkan bahwa penggalian parit di kilometer 11,5 menemukan adanya pergeseran tanah setinggi 40 sentimeter, yang merupakan indikator bahwa di masa lalu pernah terjadi kekuatan gempa berkisar antara magnitudo 6,5 hingga 7. Jumlah nilai ini cukup signifikan dan menunjukkan potensi ancaman serius bagi wilayah sekitarnya.
Perkiraan ini selaras dengan panjang Sesar Lembang yang mencapai 29 kilometer, yang merupakan faktor penting dalam prediksi potensi gempa. Dalam konteks ini, pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika seismik sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan risiko gempa di Selatan Jawa Tengah, terutama di area padat penduduk.
Penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pemahaman masyarakat mengenai risiko yang mungkin timbul dari aktivitas geologi. Adanya kemajuan dalam penelitian gempa bumi memungkinkan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik, mengurangi dampak dari kemungkinan bencana di masa depan. Kesadaran yang tinggi tentang situasi ini akan membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan yang akan datang.
Dengan melakukan monitoring yang lebih intensif terhadap Sesar Lembang, kita dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan merespon situasi dengan lebih baik. Hal ini sangat penting mengingat potensi ancaman dari gempa bumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.