Tirza Munusamy, sebagai Kepala Urusan Publik di Grab Indonesia, baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka telah mengutus mitranya, Riska dan Arief, untuk menghadiri dialog dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Pertemuan ini berlangsung saat demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia, menunjukkan adanya dinamika penting dalam komunikasi antara pemerintah dan sektor transportasi berbasis aplikasi.
“Minggu lalu, Grab bersama aplikator lainnya menerima undangan dari Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia untuk menghadirkan perwakilan Mitra Pengemudi dalam dialog dengan pemerintah,” ujar Tirza dalam siaran pers yang dikeluarkan pada Selasa (2/9). Hal ini mencerminkan respon sektor teknologi terhadap tuntutan masyarakat di tengah situasi yang penuh ketegangan ini.
Tirza menegaskan pentingnya forum ini di tengah aksi protes yang melanda Jakarta, di mana pengemudi ojek online merasakan dampak langsung dari kebijakan yang diterapkan pemerintah. Mereka berharap agar suara dan aspirasi Mitra Pengemudi didengar dan dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
Protes dan Dialog sebagai Sarana Penyampaian Aspirasi
Undangan dialog dari pemerintah ini dianggap sebagai kesempatan langka bagi Mitra Pengemudi untuk menyampaikan pengalaman dan harapan mereka secara langsung. Hal ini memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara dalam konteks yang lebih formal dan terbuka, dalam suasana yang lebih terkendali.
Tirza menyadari bahwa perhatian publik terhadap pertemuan tersebut sangat besar, sehingga timbul pertanyaan mengenai siapa saja yang sebenarnya mewakili komunitas ojol dalam dialog ini. Apakah semua suara Mitra Pengemudi terwakili dengan baik, menjadi sebuah diskusi yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online, Raden Igun Wicaksono, menyatakan ketidakpuasannya terhadap kehadiran perwakilan tertentu dalam dialog tersebut. Ia tidak mengenali kedua mitra yang diutus oleh Grab, dan bahkan mengklaim bahwa mereka bukan anggota dari asosiasi yang dipimpinnya.
Transparansi dalam Mewakili Komunitas Ojol
Situasi ini menunjukkan pentingnya transparansi dalam representasi komunitas, di mana keabsahan suara yang disampaikan bisa dipertanyakan. Igun juga menilai pertemuan ini terkesan janggal dan tidak mencerminkan keinginan seluruh pengemudi ojek online yang tersebar di berbagai wilayah.
Sementara itu, Grab menjelaskan latar belakang kedua mitra yang diutus. Riska telah bergabung dengan Grab sejak 2016, dan memiliki peran aktif dalam komunitas Lady Grab di Jakarta Barat. Arief pun tidak kalah penting, ia tergabung dalam komunitas Grab Militan di Cikarang sejak 2018.
Kedua mitra ini dikenal atas kepemimpinan mereka dalam menyuarakan aspirasi sesama pengemudi, serta berusaha membawa suara komunitas mereka ke ruang dialog yang lebih luas.
Pentingnya Suara Pengemudi dalam Pengambilan Keputusan
Dialog yang diadakan dalam pertemuan ini merupakan momen penting bagi Mitra Pengemudi untuk berbicara langsung kepada pemerintah. Ini menjadi jembatan bagi antara kebutuhan dan harapan mereka dengan kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemangku kepentingan.
Tirza menekankan bahwa kesempatan ini seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Mitra Pengemudi. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga aktif menyampaikan berbagai isu yang relevan dan mendesak untuk diangkat.
Dialog tersebut menjadi wajah dan suara baru bagi komunitas ojol dalam interaksi mereka dengan pemerintah. Sangat krusial bagi pengemudi untuk mengetahui bahwa pendapat mereka dihargai dan diperhatikan di level kebijakan.