Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa gerhana bulan total yang terjadi pada Minggu malam (7/9) dapat terlihat di berbagai wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari, Rudin, menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi ketika posisi matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus, sehingga bulan masuk ke dalam bayangan umbra bumi.
Menurut Rudin, fenomena ini merupakan hasil dari pergerakan dinamis antara ketiga benda langit tersebut dan hanya dapat diamati saat fase purnama. Hal ini memungkinkan untuk memprediksi kapan gerhana akan terjadi.
Ketika mencapai puncak gerhana, bulan akan tampil berwarna merah jika langit bersih dan tidak tertutup awan. Dengan demikian, masyarakat bisa melihatnya dengan mata telanjang tanpa perlu alat bantu.
Pentingnya Memahami Fenomena Alam Seperti Gerhana Bulan
Fenomena alam seperti gerhana bulan memiliki nilai penting bagi masyarakat, bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk belajar. Banyak orang tertarik pada sains di balik gerhana, termasuk memahami posisi benda langit dan hukum fisika yang terlibat.
Selain itu, pengalaman menyaksikan gerhana dapat mendatangkan rasa keterhubungan dengan alam semesta. Bagi sebagian orang, ini adalah momen spiritual yang menciptakan refleksi dan penghayatan akan keagungan ciptaan.
Pendidikan mengenai fenomena ini dapat mendorong orang untuk lebih terlibat dalam astronomi dan sains secara umum. Oleh karena itu, penting bagi institusi seperti BMKG untuk mengedukasi masyarakat mengenai peristiwa ini.
Waktu dan Proses Terjadinya Gerhana Bulan Total
Waktu gerhana bulan total di Sulawesi Tenggara dimulai pada pukul 23.26 Wita dan berlangsung hingga pukul 04.56 Wita keesokan harinya. Seluruh proses tersebut melalui beberapa fase yang menarik untuk disaksikan, mulai dari fase penumbra, sebagian, hingga total.
Pada pukul 23.56 Wita, fase gerhana penumbra dimulai, dilanjutkan oleh fase gerhana sebagian pada pukul 00.26 Wita. Fase gerhana total dimulai pada pukul 01.30 Wita, mencapai puncaknya pada 02.11 Wita, dan berakhir pada 02.53 Wita.
Kemudian, fase gerhana sebagian berakhir pada pukul 03.56 Wita, diakhiri dengan gerhana penumbra pada 04.56 Wita. Siklus ini menunjukkan betapa teratus dan teramatinya fenomena alam tersebut.
Pantasnya Pengamatan Gerhana oleh Stasiun Geofisika Kendari
Stasiun Geofisika Kendari juga berencana melaksanakan pengamatan gerhana bulan total pada 7 September 2025 mendatang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung minat publik terhadap ilmu pengetahuan serta meningkatkan pemahaman masyarakat akan fenomena astronomi.
Acara ini juga diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian serta pengamatan langsung. Dengan demikian, generasi muda memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang sains melalui pengalaman praktis.
Pengamatan seperti ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya ilmu astronomi dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Kegiatan semacam ini bisa menjadi platform yang baik untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat eksplorasi.