Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi mengenai penyebab kerusakan rumah di Kabupaten Sukabumi akibat rangkaian gempa pada akhir pekan lalu. Menurut BMKG, kerusakan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan langsung dengan kondisi geologis dan struktur bangunan yang ada di wilayah tersebut.
Gempa yang terjadi pada malam hari tersebut berkekuatan M4,0 dan diikuti oleh sejumlah gempa susulan yang mengguncang wilayah sekitar. Hal ini menimbulkan dampak yang signifikan pada beberapa bangunan di daerah yang terdampak.
Menurut laporan dari BMKG, gempa pertama mengguncang Sukabumi pada Sabtu malam dan diikuti oleh lebih dari 39 gempa susulan. Berdasarkan data yang tercatat, beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan, merugikan lima rumah dengan puluhan warga harus mengalami situasi darurat.
Penyebab Kerusakan Struktural di Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan keterangan Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, penyebab utama kerusakan rumah-rumah warga adalah hiposenter gempa yang dangkal. Selain itu, kondisi tanah lunak di sekitar zona gempa juga memperburuk dampak dari kejadian tersebut.
Struktur bangunan yang lemah dan tidak memenuhi standar tahan gempa menjadi faktor penambah kerentanan terhadap kerusakan. Di daerah yang memiliki tingkatan risiko gempa seperti Sukabumi, penting bagi bangunan untuk dirancang sesuai dengan standar keamanan.
Rangkaian gempa yang menimpa wilayah ini bukanlah peristiwa baru. Sebelumnya, fenomena serupa juga pernah terjadi, menunjukkan pentingnya pemantauan dan persiapan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.
Karakteristik Gempa di Sukabumi dan Dampaknya
Gempa yang mengguncang Kabupaten Sukabumi dipastikan sebagai gempa tektonik kerak dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Daryono menyebut bahwa episenter gempa terletak di darat, lebih tepatnya di Kecamatan Kabandungan.
Berdasarkan analisis dari pemantauan seismik, bentuk gelombang gempa yang tercatat menunjukkan karakteristik spesifik, yang membantu para ahli menentukan bahwa gempa ini tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanik. Ini menjadi informasi penting untuk masyarakat agar tidak panik berlebihan terhadap fenomena yang seperti ini.
Pemantauan lebih lanjut menunjukkan bahwa gempa susulan yang dirasakan warga bervariasi dalam kekuatan, mulai dari M1,9 sampai M3,8, mengindikasikan bahwa potensi terjadinya gempa susulan masih ada. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat setempat untuk tetap waspada.
Sejarah Gempa Sebelumnya dan Apa yang Harus Dilakukan?
Peristiwa gempa di Kabupaten Sukabumi bukanlah hal yang pertama kalinya terjadi. Dalam catatan sejarah, berbagai gempa besar telah melanda wilayah ini, termasuk yang terjadi pada Maret 2020 dan Juli 2000, di mana banyak rumah mengalami kerusakan signifikan.
Dengan adanya catatan tersebut, salah satu langkah yang perlu diambil adalah meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat. Edukasi tentang cara menghadapi situasi darurat serta persiapan infrastruktur yang lebih baik menjadi hal yang sangat penting. Pemerintah daerah juga perlu berperan aktif dalam mengatasi masalah ini.
Rencana mitigasi bencana juga perlu dipersiapkan dengan matang agar ketika pengulangan bencana terjadi, dampaknya bisa diminimalisasi. Membangun rumah sesuai standar tahan gempa adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan.