Telkom baru-baru ini mengumumkan langkah strategis dalam mengelola bisnisnya dengan melakukan pemisahan (spin-off) sebagian aset dari layanan konektivitas fiber optik. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan menciptakan nilai optimal dalam penyediaan layanan telekomunikasi di Indonesia.
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, mengungkapkan bahwa pemisahan ini adalah bagian dari rencana jangka menengah perusahaan, yang dikenal sebagai Telkom 30, dengan target guna mencapai tujuan tertentu pada tahun 2030.
Transformasi ini melibatkan pengelolaan yang lebih fokus terhadap infrastruktur jaringan fiber optik. Hal ini bertujuan agar setiap aspek dari layanan yang ditawarkan dapat dioptimalkan, menghasilkan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.
Dalam konteks ini, Infranexia dibentuk sebagai entitas baru yang akan mengonsolidasikan dan mengelola bisnis wholesaling fiber connectivity. Dengan demikian, Telkom berharap dapat memberikan layanan yang lebih baik dan lebih luas kepada pelanggan.
Dalam strategi yang telah ditetapkan, Infranexia mengambil peran penting dalam optimalisasi aset digital fiber optik. Hal ini mencakup pendekatan yang berbeda dalam menghadapi kebutuhan pasar telekomunikasi yang terus berkembang.
Salah satu tujuan utama dari Infranexia adalah menyediakan layanan konektivitas yang tidak hanya lebih luas tetapi juga lebih berkualitas. Dengan perubahan struktural ini, diharapkan industri telekomunikasi di Indonesia bisa tumbuh lebih efisien.
Rincian Proses Pemisahan Bisnis Fiber Optik Telkom
Pemisahan ini saat ini masih berada pada fase pertama, di mana 50 persen dari total aset fiber optik Telkom telah dialihkan. Nilai book asset yang dipisahkan sekitar Rp35 triliun menjadi indikator penting dari transformasi ini.
Ke depan, Telkom merencanakan untuk melanjutkan fase kedua pemisahan pada semester pertama tahun 2026. Proses bertahap ini dilakukan untuk memastikan kesiapan dan kelancaran transisi aset.
Kontribusi utama pendapatan fiber optik saat ini masih berasal dari Telkomsel, yang memberikan sumbangan sekitar 90 persen. Namun, Dian Siswarini mengungkapkan harapan agar kontribusi tersebut dapat ber diversifikasi di masa mendatang.
“Kami berharap agar proporsi pendapatan tersebut dapat berubah, sehingga sektor-sektor luar Telkomsel bisa berkembang lebih signifikan,” ujarnya. Pengembangan sektor baru ini diharapkan bisa memberikan variasi dan resilience pada pendapatan perusahaan.
Perencanaan jangka panjang ini juga mencakup proyeksi pendapatan yang cukup optimistik. Saat ini, pendapatan dari bisnis fiber optik berkisar antara Rp14 triliun hingga Rp16 triliun, dan diharapkan bisa meningkat hingga mencapai Rp40 triliun pada tahun 2030.
Fokus Strategis Infranexia dalam Bisnis Telekomunikasi
Direktur Strategic Business Development & Portfolio, Seno Soemadji, mencatat bahwa Infranexia akan memprioritaskan dua area kunci dalam lima tahun ke depan; yaitu wholesale dan ISP (internet service provider). Pendekatan ini dianggap penting untuk meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
Melalui pemisahan ini, Infranexia ditargetkan untuk lebih fokus pada produk-produk yang memberikan margin lebih besar dan kesehatan keuangan yang lebih baik. Ini merupakan langkah yang strategis untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.
“Kami percaya bahwa dengan fokus ini, pendapatan Infranexia bisa lebih optimal, dan kami akan terus berupaya meningkatkan daya tarik layanan kami kepada pelanggan,” ungkap Seno. Investasi dan pengembangan produk akan menjadi pilar utama dalam mencapai tujuan ini.
Infranexia juga diharapkan dapat mengembangkan kemitraan strategis yang akan membuka peluang untuk sinergi dengan berbagai pihak. Dengan cara ini, perusahaan bisa menjangkau lebih banyak konsumen dan memperkuat posisi di pasar perangkat keras telekomunikasi.
Semua langkah ini diiringi dengan komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna, termasuk dalam hal kecepatan dan kualitas konektivitas. Transformasi yang sistematis diharapkan dapat mendatangkan manfaat signifikan tidak hanya bagi Telkom tetapi juga bagi seluruh ekosistem telekomunikasi di Indonesia.
Prospek Masa Depan dan Dampak di Industri Telekomunikasi
Dengan adanya Infranexia, diharapkan ada dampak positif yang signifikan dalam industri telekomunikasi di Indonesia. Penawaran layanan yang lebih terfokus dan efektif bisa membantu memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam.
Transformasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga untuk memberikan kontribusi yang lebih baik bagi masyarakat luas. Dengan meningkatkan infrastruktur fiber optik, aksesibilitas dan kualitas layanan akan semakin meningkat.
Persaingan di sektor telekomunikasi yang semakin ketat menuntut inovasi yang berkelanjutan dari setiap perusahaan. Melalui sinergi dan kemitraan strategis, Infranexia akan bisa mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar dengan lebih cepat.
Strategies jangka panjang ini direncanakan dengan mempertimbangkan pemanfaatan teknologi terbaru. Fokus pada digitalisasi dan inovasi akan menjadi landasan utama bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan potensi yang dimiliki, Telkom melalui Infranexia berkeyakinan bahwa langkah ini akan membawa perusahaan pada era baru yang lebih inovatif dan adaptif dalam dunia telekomunikasi yang terus berubah.













