• Contcat Us
Saturday, August 16, 2025
Infotekno.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Cyberlife
  • Gadget
  • Game & Esport
  • Science
  • Tips & Trik
  • Home
  • Cyberlife
  • Gadget
  • Game & Esport
  • Science
  • Tips & Trik
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Science

Kakek Minta Tips Diet dari ChatGPT Justru Alami Penyakit Langka

Reyhan Akbar by Reyhan Akbar
August 14, 2025
in Science
0
Kakek Minta Tips Diet dari ChatGPT Justru Alami Penyakit Langka
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Chatbot berbasis kecerdasan buatan, seperti ChatGPT, kini semakin banyak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan, termasuk dalam permasalahan kesehatan. Namun, ada cerita tragis yang menyoroti dampak negatif dari penggunaan AI dalam keputusan medis, di mana seorang kakek berusia 60 tahun mengalami komplikasi serius setelah mengikuti saran dari chatbot untuk mengubah pola makannya.

Percobaan diet ini dimulai ketika kakek tersebut berupaya mengurangi konsumsi garam, tetapi justru berujung pada perawatan di rumah sakit selama tiga minggu. Ketidakberuntungan ini disebabkan oleh diagnosis bromisme, sebuah kondisi yang sangat langka dan umumnya tidak ditemukan di praktik medis modern.

READ ALSO

Gempa Cuyunkan Bandung Barat, Waspada Terhadap Sesar Lembang Menurut BMKG

HOT 60 Pro+ Meluncur Pekan Depan, Dikenal sebagai HP Tertipis di Dunia

Laporan kasus ini ditulis oleh peneliti dari Universitas Washington, yang menunjukkan bagaimana sebuah rekomendasi sederhana dapat berakhir dengan bahaya kesehatan serius. Kasus ini mensinyalkan pentingnya kecermatan dalam menggunakan teknologi AI untuk seluruh aspek kehidupan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan.

Risiko Kesehatan dari Penggunaan AI dalam Diet

Dalam laporan, kakek tersebut meminta saran kepada ChatGPT untuk mengganti garam meja dengan bahan alternatif. Tanpa memperhitungkan potensi efek sampingnya, chatbot tersebut menyarankan penggunaan natrium bromida, yang sebenarnya lebih umum dipakai dalam pengolahan air dan bukan untuk konsumsi sehari-hari.

Tanpa menyadari risiko tersebut, pria itu mengikuti rekomendasi AI selama tiga bulan. Ia aktif mencari natrium bromida secara online dengan harapan dapat mengurangi jumlah natrium klorida dalam makanannya, mengikuti apa yang ia percayai sebagai tren sehat.

Ketika akhirnya terpaksa dirawat di rumah sakit, ia mengalami gejala-gejala aneh dan semakin parah. Halusinasi yang dialaminya membuatnya merasa terancam, dan ia bahkan menuduh tetangganya meracuninya. Ini menunjukkan mentalitas yang jelas terganggu akibat dampak buruk dari zat yang ia konsumsi berdasarkan rekomendasi AI.

Proses Diagnostik dan Penanganan di Rumah Sakit

Tim medis yang menangani kasus ini segera mencurigai adanya kondisi bromisme setelah melakukan analisis terhadap kadar elektrolit dalam darah pasien. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya hiperkloremia, serta gejala lain yang semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

Selama 24 jam berikutnya, kondisi mental kakek ini semakin memburuk, hingga ia memerlukan perawatan psikiatri intensif. Gangguan yang dialaminya meliputi paranoia, halusinasi visual, serta perubahan perilaku yang drastis.

Tim dokter juga menemukan berbagai gejala fisik seperti kelelahan ekstrem, insomnia, dan masalah dermatologis. Semua ini menjadi tanda bahaya yang jelas terkait dengan toksisitas bromida yang diakumulasi oleh tubuhnya.

Sejarah dan Keberadaan Bromisme dalam Dunia Medis

Bromisme bukanlah fenomena baru dalam dunia kesehatan. Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, kondisi ini menjadi lebih umum ketika garam bromida digunakan sebagai pengobatan untuk berbagai penyakit, termasuk kecemasan dan sakit kepala.

Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS membatasi penggunaan bromida dalam produk yang dapat dikonsumsi antara tahun 1975 dan 1989, sehingga kasus-kasus modern menjadi sangat jarang. Dalam laporan ini, kadar bromida dalam tubuh kakek tersebut mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan, yang jauh lebih tinggi dari batas aman.

Setelah mendapatkan perawatan yang tepat, kakek ini akhirnya pulih setelah menjalani terapi cairan intravena dan penyesuaian elektrolit. Proses pemulihan ini mengingatkan kita akan pentingnya penanganan medis yang tepat dalam kasus yang tampaknya sepele, tapi bisa berujung fatal.

Tags: AlamiChatGPTdariDietJustruKakekLangkaMintaPenyakitTips

Related Posts

Gempa Cuyunkan Bandung Barat, Waspada Terhadap Sesar Lembang Menurut BMKG
Science

Gempa Cuyunkan Bandung Barat, Waspada Terhadap Sesar Lembang Menurut BMKG

August 16, 2025
HOT 60 Pro+ Meluncur Pekan Depan, Dikenal sebagai HP Tertipis di Dunia
Science

HOT 60 Pro+ Meluncur Pekan Depan, Dikenal sebagai HP Tertipis di Dunia

August 15, 2025
Fenomena Bulan Darah 7 September di Indonesia dan Cara Menontonnya
Science

Fenomena Bulan Darah 7 September di Indonesia dan Cara Menontonnya

August 15, 2025
Menkominfo Desak Roblox Perbaiki Sistem Meski Tak Diblokir
Science

Menkominfo Desak Roblox Perbaiki Sistem Meski Tak Diblokir

August 14, 2025
Topan Podul Serang Taiwan Buat Warga Cemas dan Khawatir
Science

Topan Podul Serang Taiwan Buat Warga Cemas dan Khawatir

August 13, 2025
Hujan Lebat Mengguyur Jakarta
Science

Hujan Lebat Mengguyur Jakarta

August 13, 2025
Next Post
Metal Gear Solid Delta Snake Eater Rilis 28 Agustus, Mode Multiplayer Fox Hunt Terlambat

Metal Gear Solid Delta Snake Eater Rilis 28 Agustus, Mode Multiplayer Fox Hunt Terlambat

POPULAR NEWS

Wamenkomdigi DTI-CX dan DCTI-CX 2025 Forum Strategis Kolaborasi Lintas Sektor

Wamenkomdigi DTI-CX dan DCTI-CX 2025 Forum Strategis Kolaborasi Lintas Sektor

August 6, 2025

Berita Terkini

Komdigi Sebut Belum Ada Rencana Untuk Memblokir Roblox

Komdigi Sebut Belum Ada Rencana Untuk Memblokir Roblox

August 7, 2025
Peluang Merger dan Akuisisi Perusahaan AI oleh Apple

Peluang Merger dan Akuisisi Perusahaan AI oleh Apple

August 5, 2025
Penyebab Gempa Dahsyat Magnitudo 8,7 di Rusia

Penyebab Gempa Dahsyat Magnitudo 8,7 di Rusia

July 31, 2025
Kacamata Pintar Tanpa AR Diluncurkan, Fokus pada Fitur Praktis

Kacamata Pintar Tanpa AR Diluncurkan, Fokus pada Fitur Praktis

August 16, 2025

Network

Beritariau
BitcoinNews
simplenews
rs-medikabsd
upload
ibnusutowohospital
ademsari
dermaluz
jiexpo
donghan
icconsultant
metroindo
bentogroup
gatranews
kacapatri
gemilangsukses
siomom
situskita
masyumi
dapurdia
baginasipagi
bacaajadulu
sukagaming
sobatsandi
ragaminspirasi
salamdokter
buser
morindonews
wordpres
sigarmas
infotekno
metroproperti
siarandigital
corinedefarme
rhinocorp
cloudmedia
amornews
newsbreak
csms
newszonamerah
dutacendana
mediahub
ihsg
diksinews
publikita
hostija
suarakita
warga
pyramedia
eratv
analisanews
ayonet
getkurs
senjupremium
ppob-btn
sekoja
kasmaranjokowi
sigmanews
suarapetirnews
getjobs
beritakarya
sekolahpenerbangan

Logo Infotekno

Jl. Tanjung Duren Dalam No.18, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (11470)
+62812 6888 0169
[email protected]

Follow us

Categories

  • Cyberlife
  • Gadget
  • Game & Esport
  • Science
  • Tips & Trik

Recent Posts

  • Sempat Tinggal 9 Bulan di Luar Angkasa, Astronaut Umumkan Pensiun
  • iPhone 17 Air Akan Gunakan Chip A19 Pro Namun Performa GPU Dikurangi
  • Kacamata Pintar Tanpa AR Diluncurkan, Fokus pada Fitur Praktis
  • Gempa Cuyunkan Bandung Barat, Waspada Terhadap Sesar Lembang Menurut BMKG

    Copyright © 2025 infotekno.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. infotekno.co.id. infotekno.co.id.

    No Result
    View All Result

      Copyright © 2025 infotekno.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. infotekno.co.id. infotekno.co.id.

      Welcome Back!

      Login to your account below

      Forgotten Password?

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In