Miliarder Elon Musk menyampaikan protes terhadap Apple, yang ia klaim lebih memilih aplikasi chatbot AI milik OpenAI, yaitu ChatGPT, daripada produk buatannya, Grok. Dalam beberapa unggahan di platformnya, Musk menilai tindakan Apple menciptakan ketidakadilan dalam persaingan aplikasi di App Store.
Menanggapi situasi tersebut, Musk menegaskan bahwa xAI, perusahaan di balik Grok, berencana mengambil langkah hukum. Ia berpendapat bahwa tindakan Apple melanggar peraturan antimonopoli yang ada, yang seharusnya melindungi kompetisi yang sehat di industri teknologi.
Saat ini, Grok menempati peringkat ke-6 dalam kategori “Aplikasi Gratis Teratas” di App Store di AS, sementara ChatGPT menduduki posisi pertama. Musk dengan jelas menggugah pertanyaan kepada Apple tentang keputusan mereka dalam mempersilakan aplikasi di platform mereka.
Persaingan Ketat dalam Dunia AI dan Aplikasi
Ketatnya persaingan di dunia kecerdasan buatan menjadikannya sebagai arena panggung bagi perusahaan-perusahaan besar untuk unjuk gigi. Musk mengaitkan keberhasilan ChatGPT dengan kebijakan Apple yang dianggapnya bias. Ia menyatakan bahwa tindakan Apple berpotensi merugikan pengembang AI lainnya yang ingin menciptakan inovasi baru.
Grok, yang merupakan model AI terbaru dari xAI, memang masih terbilang baru di industri ini. Namun, Musk berargumen bahwa kesempatan untuk bersaing seharusnya ada bagi semua pengembang, bukan hanya bagi yang sudah menduduki posisi teratas. Ini menimbulkan pertanyaan penting tentang kebijakan seleksi aplikasi yang dilakukan oleh Apple.
Dalam pandangannya, Musk menegaskan bahwa harus ada keterbukaan dan keadilan dalam proses kurasi aplikasi di App Store. Ia percaya bahwa semua aplikasi harus memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan dan menarik pengguna tanpa diskriminasi.
Kendala yang Dihadapi Grok dan xAI
Dalam cuitannya, Grok menyoroti bahwa kurasi aplikasi yang dilakukan oleh Apple tampaknya lebih menguntungkan aplikasi yang telah mapan. Mereka merasa diabaikan dan enggan untuk bersaing secara fair dalam ekosistem yang dikuasai satu atau dua pemain dominan.
Kritik ini tidak lantas membuat Musk dan timnya menyampaikan bukti konkret mengenai klaim mereka. Di sisi lain, Apple tetap teguh dengan kebijakan mereka, meskipun kebijakan tersebut telah menghadapi banyak tantangan hukum dari berbagai pihak.
Berdasarkan kemitraan yang dijalin Apple dengan OpenAI pada Juni 2024, Musk bahkan mengancam akan melarang perangkat Apple untuk penggunaan di berbagai perusahaannya. Ini menunjukkan ketegangan yang terus meningkat antara Musk dan Apple, mencerminkan persaingan yang sangat sengit di bidang teknologi.
Tanggapan Terhadap Tuduhan Pelanggaran Antimonopoli
Apple telah menghadapi banyak gugatan terkait operasi App Store-nya. Salah satu kasus yang terkenal adalah bahwa Apple melanggar perintah pengadilan untuk merombak sistem mereka terkait dengan distribusi aplikasi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan besar pun tidak terhindar dari masalah hukum yang signifikan.
Keputusan pengadilan di California yang menyatakan bahwa Apple telah melanggar undang-undang persaingan usaha menambah panjang daftar tantangan yang dihadapi perusahaan tersebut. Dalam putusannya, pengembang diharuskan memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengarahkan pengguna ke alternatif pembayaran.
Di Eropa, situasi serupa terjadi, di mana Apple dijatuhi denda karena menghambat pengembang untuk memberikan opsi pembayaran yang lebih hemat di luar App Store. Kasus ini menyoroti kompleksitas regulasi di tingkat internasional yang terus berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi.