Kebakaran hebat yang melanda Gedung Terra Drone di Jakarta Pusat telah menewaskan sedikitnya 22 orang, mengungkap potensi risiko yang mengintai dalam penggunaan teknologi drone. Insiden ini diduga bermula dari masalah pada baterai jenis lithium yang digunakan, khususnya dalam konteks pemanfaatan drone di sektor pertanian yang dikelola oleh Terra Drone.
Terra Drone Group, yang berdiri pada Februari 2016, merupakan pelopor dalam industri teknologi drone dan Urban Air Mobility (UAM). Perusahaan asal Jepang ini memiliki kehadiran di Indonesia yang dimulai dari akuisisi Terra Drone Indonesia pada 2019, sebelumnya dikenal sebagai PT Aero Geosurvey Indonesia.
Kantor Terra Drone Indonesia berlokasi di dua tempat strategis, yaitu Cempaka Baru di Jakarta Pusat dan Cicendo di Kota Bandung. Dengan menawarkan berbagai layanan yang melibatkan penggunaan drone untuk berbagai sektor industri, mereka berkontribusi pada efisiensi dan inovasi di banyak bidang.
Memahami Baterai Drone dan Potensi Risikonya
Dalam sektor drone agrikultur, baterai yang digunakan terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu Lithium Polymer (LiPo) dan Lithium-ion (Li-ion). Baterai LiPo dikenal karena ringan dan bertenaga, ideal untuk drone penyemprot; namun, mereka juga memiliki sifat sensitif terhadap penanganan yang salah.
Sebaliknya, baterai Li-ion menawarkan stabilitas lebih baik, meskipun dengan bobot yang lebih berat. Hal ini menjadikan Li-ion lebih aman, dengan risiko lebih rendah untuk pembengkakan, meskipun dengan daya keluaran yang lebih rendah dibandingkan LiPo.
Perusahaan yang berbeda sering memilih jenis baterai yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Misalnya, beberapa drone pertanian lebih memilih Li-ion untuk menjaga keseimbangan antara performa dan keamanan, sementara model lain mungkin lebih mempercayakan pada keunggulan LiPo.
Penyebab Kebakaran di Gedung Terra Drone
Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat, kebakaran di gedung tersebut diduga disebabkan oleh kebakaran baterai drone. Investigasi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari insiden yang mengakibatkan banyak korban jiwa ini.
Berdasarkan laporan, kebakaran terjadi di lantai satu gedung yang berfungsi sebagai gudang, di mana baterai tersebut berada. Meskipun ada upaya pemadaman awal yang dilakukan oleh karyawan, api dengan cepat menyebar, menimbulkan kerugian yang merugikan.
Pihak kepolisian juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terkait kondisi dan izin operasional yang mungkin terabaikan, guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Faktor Pemicu Kebakaran pada Baterai Lithium
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu baterai lithium untuk terbakar, antara lain pengisian berlebihan yang menyebabkan panas berlebih, serta kerusakan fisik akibat jatuh atau tusukan. Keadaan ini memperbesar kemungkinan korslet internal yang fatal.
Selain itu, cara penyimpanan yang tidak tepat, seperti temperatur ekstrem atau menjaga baterai dalam keadaan terisi penuh terlalu lama, juga dapat melemahkan stabilitas baterai. Kombinasi dari kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya thermal runaway, yang berpotensi senantiasa membakar atau meledakkan baterai.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya insiden, penting untuk selalu menggunakan charger yang direkomendasikan oleh pabrikan dan tidak meninggalkan baterai dalam keadaan terisi tanpa pengawasan. Selain itu, menjaga kebersihan dan kondisi fisik baterai sangatlah penting.
Mencegah Insiden Kebakaran dan Ledakan Baterai
Agar risiko kebakaran pada baterai dapat diminimalkan, terdapat beberapa langkah mitigasi yang perlu diterapkan. Penggunaan charger yang sesuai merupakan langkah awal yang krusial. Pengawasan ketat saat pengisian daya juga bertujuan mencegah situasi tidak terduga yang bisa muncul.
Pada saat penerbangan, sangat penting untuk mendinginkan baterai sebelum mengisi ulang. Hal ini dapat menghindari kerusakan akibat suhu yang terlalu tinggi. Penting juga untuk memeriksa secara berkala kondisi fisik baterai untuk memastikan tidak ada yang rusak sebelum digunakan.
Menjaga tempat penyimpanan baterai yang aman dan sesuai juga menjadi prioritas. Untuk jangka panjang, menyimpan baterai dalam wadah yang tahan api dan dalam keadaan setengah terisi bisa membantu mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Dalam kesimpulannya, insiden kebakaran di Gedung Terra Drone adalah pengingat yang tajam akan bahaya yang melekat dalam penggunaan teknologi modern. Meskipun drone menawarkan manfaat besar bagi berbagai industri, pemahaman yang mendalam tentang perawatan dan penggunaan baterai sangat penting untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Pendidikan yang lebih baik tentang bahaya ini dan penerapan praktik terbaik dalam penggunaan dan penyimpanan baterai akan berkontribusi pada penurunan risiko kebakaran dan ledakan, memberikan keamanan bagi pengguna dan lingkungan sekitar.














