Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ada ribuan desa di Indonesia yang masih belum terhubung dengan internet. Menurutnya, kurangnya akses ini menjadi tantangan signifikan bagi perkembangan digital di seluruh negeri dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencapainya.
Dalam pernyataannya, Meutya menyebutkan bahwa saat ini terdapat 2.333 desa yang tidak memiliki koneksi internet dan 2.017 desa lainnya yang belum terjangkau oleh jaringan 4G. Ia juga menjelaskan bahwa ada 316 desa yang sebagian besar berupa ladang non-pemukiman yang perlu dikembangkan konektivitasnya.
“Angka ini menunjukkan bahwa ada pekerjaan rumah besar yang harus dikerjakan bersama,” tambahnya dalam upacara peringatan Hari Bhakti Postel ke-80 di Bandung. Ia mengajak agar setiap elemen masyarakat berkolaborasi untuk menyelesaikan tantangan ini.
Tantangan Koneksi Internet di Indonesia
Menurut Meutya, meskipun cakupan konektivitas telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai 80 persen, masih ada banyak wilayah yang memerlukan perhatian khusus. Penetrasi internet di daerah terpencil seperti Maluku dan Papua jauh di bawah angka nasional, berada di kisaran 59 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa meski secara keseluruhan koneksi internet terlihat baik, kenyataan di lapangan jauh lebih kompleks. Keterbatasan infrastruktur dan kurangnya dukungan teknis menjadi faktor utama dalam masalah ini.
Strategi pemerintah untuk memperluas jaringan telekomunikasi mencakup pembangunan menara dan pemasangan kabel serat optik. Langkah-langkah ini diharapkan bisa membawa dampak positif untuk meningkatkan aksesibilitas internet di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan.
Pentingnya Konektivitas bagi Pembangunan Ekonomi
Meutya menegaskan bahwa pembangunan telekomunikasi adalah bagian dari strategi besar untuk meningkatkan perekonomian nasional. Dalam konteks ini, digitalisasi memiliki peranan kunci yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Setiap menara yang terbangun, setiap kabel yang dibentangkan, serta setiap desa yang terhubung ke internet, merupakan batu loncatan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen,” jelasnya. Dengan adanya koneksi yang lebih baik, diharapkan aktivitas ekonomi dapat diperluas, menciptakan peluang kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, tantangan infrastruktur tidak hanya berhenti pada pembangunan baru, melainkan juga pemeliharaan dan peningkatan kualitas jaringan yang ada saat ini. Ini penting agar dikenal juga sebagai upaya untuk memastikan keberlanjutan konektivitas di masa depan.
Pentingnya Kolaborasi untuk Mencapai Kemandirian Digital
Meutya mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga sektor swasta, untuk bersinergi dalam meningkatkan akses dan kualitas internet di Indonesia. Tanpa adanya kolaborasi, misalnya dalam bentuk investasi dan kebijakan pro-konektivitas, upaya ini sulit untuk tercapai.
Dalam hal ini, kesadaran masyarakat juga sangat penting. Mengingat cakupan internet yang tidak merata, edukasi mengenai pemanfaatan teknologi digital menjadi urgent. Masyarakat perlu memahami efektifitas teknologi yang ada agar dapat turut aktif dalam revolusi digital ini.
Pembangunan kapasitas lokal juga tidak kalah pentingnya. Melalui pelatihan dan pengembangan skill, masyarakat di daerah yang belum terjangkau internet bisa dipersiapkan untuk memanfaatkan teknologi tatkala akses telah tersedia.