Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 terjadi di Nabire, Papua Tengah, pada Jumat pagi. Peristiwa ini mengejutkan masyarakat setempat dan memicu diskusi tentang penyebabnya.
Menurut informasi yang diperoleh, gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas Sesar Anjak Weyland. Lokasi episenter terletak di darat dengan kedalaman 24 kilometer, yang membuat guncangannya terasa cukup kuat di berbagai daerah.
Analisis dan Penjelasan Penyebab Gempa di Nabire
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Sesar Anjak Weyland adalah penyebab utama dari gempa ini. Aktivitas sesar ini terbilang aktif di wilayah Nabire, yang membuat daerah tersebut rentan terhadap gempa bumi.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa potensi gempa dapat mencapai magnitudo 6,5 mengingat panjangnya Sesar Weyland. Analisis seismisitas mencatat bahwa Nabire dan sekitarnya memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi.
Daryono juga mencatat bahwa getaran akibat gempa ini dirasakan dengan intensitas yang berbeda-beda. Di Nabire, getaran mencapai skala V MMI, yang membuat banyak orang terbangun akibat guncangan tersebut.
Dampak Gempa dan Reaksi Masyarakat
Masyarakat di daerah sekitar Nabire saat itu panik dan berusaha mencari posisi aman. Guncangan bahkan dirasakan hingga ke wilayah Wasior, Enarotali, dan Timika dengan skala intensitas yang bervariasi. Kejadian ini menunjukkan seberapa besar dampak yang dapat ditimbulkan oleh gempa bumi.
Di Wasior, guncangan tercatat pada skala IV-V MMI, sementara di Enarotali getarannya terasa pada skala III-IV MMI. Situasi ini sangat memprihatinkan bagi penduduk yang harus menghadapi risiko gempa bumi, terutama di daerah yang rentan.
Dari pengamatan Daryono, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal yang dihasilkan oleh aktivitas sesar anjak. Ini menjadi pengingat bahwa daerah Papua memiliki potensi seismik yang harus diwaspadai.
Sejarah Seismik di Wilayah Papua
Papua dikenal sebagai daerah yang memiliki aktivitas seismik tinggi, terutama di sekitar Sesar Anjak Weyland. Seiring dengan waktu, berbagai gempa bumi telah terjadi dan menciptakan dampak yang signifikan di wilayah tersebut.
Menurut peta seismisitas yang dikeluarkan BMKG untuk periode 2009-2024, Nabire masuk dalam daerah dengan aktivitas gempa yang cukup tinggi. Data ini menunjukkan bahwa ancaman gempa bumi di wilayah ini harus menjadi perhatian serius.
Kehidupan masyarakat yang berada di sekitar sesar aktif ini harus disertai dengan kesadaran akan potensi bencana. Edukasi mengenai langkah-langkah mitigasi gempa sangat diperlukan untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.