Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengungkapkan bahwa di Indonesia masih ada sekitar 15 ribu desa yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan koneksi internet yang memadai. Meskipun tingkat penetrasi internet secara nasional telah mencapai angka 80 persen, realitas di lapangan menunjukkan bahwa akses internet di sejumlah daerah, terutama di Maluku dan Papua, masih tergolong rendah dan perlu perhatian lebih dari pemerintah.
Dalam kesempatan memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Meutya menjelaskan bahwa meskipun sejumlah provinsi telah mencapai 100 persen penetrasi internet, pencapaian ini tidak merata di tingkat kecamatan dan desa. Penetrasi internet di area pedesaan tercatat hanya sebesar 77 persen, yang menunjukkan bahwa ada PR besar bagi pemerintah untuk memastikan akses internet merata bagi seluruh masyarakat.
Meutya juga menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan ini, terutama mengingat jumlah penduduk Indonesia yang kini terhubung dengan internet mencapai 229 juta. Jumlah tersebut membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi digital di tanah air, dengan proyeksi nilai yang sangat menggiurkan pada tahun-tahun mendatang.
Penetrasi Internet yang Mencerminkan Kesenjangan Wilayah
Rendahnya penetrasi internet di pedesaan menunjukkan realitas yang perlu ditangani dengan serius. Di beberapa daerah seperti Maluku dan Papua, angka penetrasi hanya sekira 59 persen, jauh di bawah rata-rata nasional. Mekanisme yang ada perlu diperkuat untuk menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini terabaikan.
Pemerintah seharusnya memfokuskan sumber daya dan teknologi yang ada untuk memperbaiki jaringan di desa-desa tersebut. Ini bukan hanya masalah akses, melainkan juga berpengaruh pada pendidikan, kesehatan, dan ekonomi lokal yang berpotensi berkembang dengan adanya koneksi internet yang baik.
Ketidakmerataan akses ini juga berpotensi memperlebar kesenjangan ekonomi dan sosial antar daerah. Dengan bekerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan infrastruktur yang ada bisa diperbaiki untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil.
Potensi Ekonomi Digital yang Belum Terjamah
Kendati ada tantangan dalam penyebaran akses internet, Meutya optimis terhadap potensi ekonomi digital Indonesia. Dengan perkiraan nilai ekonomi digital yang mencapai US$109 miliar tahun ini, negara kita berhasil menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing di tingkat global. Ini adalah indikasi bahwa masyarakat semakin terbuka untuk beradaptasi dengan teknologi yang ada.
Lebih dari itu, proyeksi untuk tahun 2030 menunjukkan angka yang lebih fantastis, yaitu lebih dari US$366 miliar. Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan semua pihak, termasuk pelaku usaha, untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi digital.
Sektor e-commerce, transportasi daring, dan layanan keuangan adalah pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi digital saat ini. Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti QRIS juga menunjukkan keberhasilan inovasi yang mendukung transaksi yang lebih mudah dan efisien.
Perkembangan Kecerdasan Buatan di Indonesia
Meutya juga menyoroti kemajuan dalam pengadopsian kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Dengan data menunjukkan bahwa sekitar 43 persen organisasi di dalam negeri telah mengimplementasikan teknologi AI, ini menunjukkan potensi besar untuk menghadirkan solusi yang lebih efisien di berbagai sektor. Masih ada ruang yang luas bagi organisasi untuk menerapkan teknologi ini, sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
Namun, tantangan tetap ada karena masih banyak organisasi yang belum sepenuhnya memanfaatkan AI. Menurut data, sekitar 41 persen organisasi menggunakan AI secara rutin, sedangkan 16 persen masih enggan untuk melakukannya meskipun sudah ada di dalam jangkauan.
Pengembangan infrastruktur digital yang baik akan menjadi pendukung penting untuk mempercepat adopsi AI. Pendidikan, pelatihan, dan sosialisasi tentang manfaat teknologi harus ditekankan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kemajuan teknologi ini secara merata.
Langkah-Langkah Menuju Konektivitas yang Lebih Baik
Untuk menciptakan pemerataan dalam akses internet, perlu ada strategi jangka panjang dari pemerintah. Investasi dalam infrastruktur dan penyediaan teknologi yang tepat menjadi kunci untuk mencapai target yang diharapkan. Kasus keberhasilan dari daerah yang memiliki akses yang baik dapat menjadi model untuk diimplementasikan di daerah lainnya.
Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta juga perlu diperkuat, sehingga ada dukungan yang saling menguntungkan untuk memperluas jaringan internet. Ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong pertumbuhan perekonomian di tingkat lokal.
Di samping itu, edukasi masyarakat mengenai pentingnya koneksi internet juga harus dilakukan agar mereka dapat memanfaatkan dengan baik teknologi yang tersedia. Hal ini akan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital secara lebih aktif.